Kamis, 01 Agustus 2013

Supaya mahal, lukisan perlu digoreng

Masalah Lukisan sebenarnya saya sendiri kurang berkompeten untuk memberikan komentar, jadi
dalam perbicanganan itu, saya hanya berkomentar seperlunya saja.
 
Nah, mungkin anda penasaran mengapa lukisan harus digoreng supaya harganya menjadi mahal…???
Sebut saja Mr. Eric, seorang pemilik sebuah merk  pakaian ternama di negeri ini, yang juga adalah seorang kolektor lukisan yang sudah mempunyai nama besar, bahkan sampai ke manca negara.
Mr. Eric ini pernah menceritakan proses sampai seorang lukisan seorang pelukis bisa dihargai begitu mahal. Mr. Eric menyebut prosesnya dengan “Menggoreng Lukisan”.
Misalnya saja, Mr. Teddy adalah seorang pelukis. Nah, adalah sebuah rumah lelang untuk menjual lukisan, sebut saja Rumah Lelang XXX. Untuk dapat masuk masuk ke rumah lelang ini, sebuah karya tentu saja tidak sembarangan. Setidaknya harus melewati kriteria tertentu. Kemudian Mr. Teddy dan Mr. Eric ini kemudian memasukkan lukisan Mr. Teddy ke rumah lelang XXX. Semua orang tahu bahwa Mr. Eric adalah seorang kolektor lukisan mengerti mengenai jiwa dan roh sebuah lukisan. Sehingga semua komentarnya dianggap sebagai sebuah standar dalam menentukan nilai sebuah lukisan.
 
 Dalam sebuah acara pelelangan di rumah lelang XXX ini, karya Mr. Teddy ditawarkan. Misalnya saja harga awal yang dibuka adalah Rp 5 jt. Kemudian Mr. Eric ini, sang kolektor lukisan langsung saja menawar dengan harga Rp 50 jt. Nah, orang-orang yang ada dalam acara tersebut tentu saja akan penasaran. Kok bisa sebuah lukisan milik seorang pelukis yang belum punya nama kok bisa dihargai oleh seorang kolektor lukisan terkenal seharga Rp 50 jt. Orang pasti akan berpikir bahwa lukisan tersebut pastilah sangat luar biasa atau ada apa-apanya. Nah, selepas acara pelelangan tersebut sudah dapat dipastikan bahwa setiap lukisan Mr. Teddy akan dihargai minimal Rp 50 Jt.Itulah proses menggoreng lukisan.

Memang sebuah karya seni akan sangat bernilai bahkan nilainya akan menjadi sangat tak terukur mana kala karya seni tersebut disukai. Dan nilainya memang tak lepas dari sebuah gengsi dan juga apresiasi orang dari karya seni itu sendiri.

Untuk, saya sendiri, saya biasanya hanya bisa memahami lukisan yang bergaya naturalis, nah kalau sudah lain gaya, saya sendir malah bingung bagaimana cara melihat nilai estetikanya.

Tidak ada komentar: